TRADISI ANTER BANDENG BETAWI

Assalamualaikum Wr Wb.



Februari is coming!!!!! Ga kerasa 2016 sudah memasuki bulannya yang kedua. Dan gak kerasa juga bulan Maret nanti saya akan genap 4 tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama suami saya tercinta *cieeee..#pipi merah. Saya dan suami adalah perpaduan dua budaya yang berbeda saya sangat asli Sunda dan suami sangat asli Betawi (tanpa ada campuran). Sebelumnya saya tidak terlalu tau budaya ataupun tradisi Betawi, yang saya tau hanya ondel-ondel, kerak telor dan silatnya saja, eh satu lagi si Doel anak sekolahan,,hehe.. Namun seiring berjalannya waktu dan sudah hampir 4 tahun saya menetap di Jakarta, perlahan dan pasti saya pun mulai tau dan mulai mengikuti beberapa tradisi Betawi, karena memang lingkungan tempat tinggal saya 90% orang Betawi asli. Termasuk tradisi yang satu ini "TRADISI ANTER BANDENG".

Tepat tanggal 8 Februari nanti masyarakat Tionghoa akan merayakan tahun baru Imlek. Tentunya ini sangat menggembirakan bagi masyarakat Tionghoa. Namun ternyata datangnya tahun baru Imlek ini juga punya nuansa tersendiri di kalangan masyarakat Betawi termasuk di daerah tempat saya tinggal Kebon Jeruk. Ternyata bukan hanya masyarakat Tionghoa saja yang sibuk, tapi masyarakat Betawi pun ikut heboh,,hehehe,, Jika menjelang lebaran Idul Fitri pasar diramaikan dengan penjual daging, maka menjelang Imlek pasar diramaikan dengan ikan bandeng. Ada apa dengan bandeng??jreeengg....

Sudah menjadi tradisi buat sebagian masyarakat Betawi saat tahun baru Imlek mengantar bandeng kepada orang tua. Memang sih hukumnya tidak wajib, tapi tidak ada salahnya untuk memberi bandeng untuk orang tua. Keluarga suami saya termasuk keluarga besar, suami saya anak ke 6 dari 7 bersaudara (banyak ya?). Jadi,bisa dibayangkan jika satu anak mengantar bandeng kepada orang tuanya, woowww pastinya banyak. Itulah yang saya lihat ketika saya masuk ke dapur ibu mertua dan nenek saya, yuupp ikan bandeng berserakan hehe. Dan ukuran bandengnya juga luar biasa besar yaa saya perkirakan bobotnya bisa 2-3 kg,,#serem juga liatnya. Jujur saya jadi mabok bandeng..wkwkwk..

Sabtu, minggu, senin, selasa, bandeng tidak absen dari meja makan. Kebetulan saya tinggal tidak jauh dari rumah mertua. Ibu mertua (saya panggil emak) sangat pandai memasak apalagi memasak pindang bandeng. Pindang bandeng Betawi ternyata beda dengan pindang ikan di Sunda. Pindang bandeng Betawi ini lebih mirip semur karena pakai kecap tapi ditambahkan petai, sedangkan kalau pindang ikan di Sunda berwarna kuning memakai kunyit, tapi dua-duanya saya suka.. enak..tapi kebanyakan mabok juga..:-D. Karena melimpahnya bandeng di rumah emak, akhirnya emakpun selama beberapa hari ini memasak pindang bandeng dan mengirimkannya ke rumah kami (seorang ibu memang selalu ingat sama anak-anaknya,,makasih emak :-)). Suami saya tidak terlalu menyukai bandeng, alasannya sih sepele karena gak mau repot dengan duri katanya, kalo repot dengan duri makan jadi gak nikmat, heuheuu,, hmmm kalau Zyan hanya makan bandeng di hari pertama saja, selanjutnya harus menu baru, dan sayalah yang menjadi pejuang menghabiskan bandeng di meja makan selama 3 hari. hiihii.. #masih mabok

Tadi itu bandengnya emak. saya kira cukup 3 hari makan dengan menu bandeng. Kemarin siang nenek pun kebingungan menghabiskan bandeng hantaran dari para anak dan cucunya. Dan akhirnya nenek pun memutuskan untuk memasak pindang bandeng dan akan mengundang seluruh anak, mantu dan cucunya untuk makan bersama, lebih tepatnya disini disebut Sedekah Bandeng. Menu utamanya pastinya bandeng, kurang lebih inilah penampakan bandengnya sebelum dan sesudah di masak.

Bandeng sebelum di masak


Bandeng sesudah di pindang
Selain menu utama sang bandeng, ada juga menu tambahannya yaitu nasi, sambel, dan lalapan tidak lupa kerupuk. Hmmmm... sayangnya, karena terlalu asyiknya menikmati makan saya lupa dokumentasikan nasi dkknya.. Kenikmatan makan bandeng sendiri dirumah dengan makan bersama keluarga itu beda banget, so, saya yang lagi mabok bandeng akhirnya makan lagi dan nikmaatttnyaaa,, walaupun sedikit terganggu dengan sisik bandeng yang nyangkut di langit-langit mulut saya, ;-D.. hey..hey tunggu dulu, tidak hanya bandeng ada juga beberapa macam buah, dan kue. 

Buah dan kue

Seruu ya... karena momen ini juga bisa menyatukan kami semua dalam kehangatan keluarga, karena tidak mungkin untuk berkumpul setiap hari mengingat kesibukan masing-masing. Semua tradisi pasti mengandung sisi positif. Selain bisa memberi kepada orang tua, ada juga nilai silaturahminya untuk mempererat tali persaudaraan. 

Mungkin ada yang punya pengalaman yang sama?? :-)

^^fera^^




Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

10 comments:

  1. aku baru tahu tentang tradisi antar bandeng ini mak. 2 adikku nikah dengan orang betawi tapi kayaknya mereka nggak ngadain tradisi ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayanya sih gak semua masyarakat betawi yang masih ngejalnin tradisi antar bandeng mak, yg masih kentel itu di daerah kebon jeruk, rawa belong sama palmerah/

      Delete
  2. mbaaa waa laper...
    enak yaa bandeng nyam nyam
    eh, baru tau juga lho ada tradisi ini di betawi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enak mak, tapi kalo tiap hari banget ya mabok mak dessy hehehe.. kaya akuuu hiihii

      Delete
  3. Indonesia memang kaya akan budaya dari yang biasa, wah dan unik

    ReplyDelete
  4. Begitulah nasib jadi emak ya, kebagian menghabiskan stok makanan disaat semua anggota keluarga yang lain sudah bosan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak.. tapi dari pada mubazir kebuang.. ya udah caplok aja.. hehe

      Delete
  5. Wkwkwk, juara ni mak Fera bisa makan bandeng trus2an, model aq klo makan satu menu sekali aja ud bosenan. Gitu ya tyata tradisi anter bandengnya, baru tau, nambah ilmu, tfs :)

    ReplyDelete
  6. Baru tau ada tradisi antar bandeng. Kirain betawi punya roti buaya aja hahahah

    ReplyDelete